Selasa, 08 Maret 2011

Fingerboard

Fingerboard itulah sebutan dari benda kecil ini, benda mungil yang merupakan replika dari skateboard. Sejarah dari fingerboard ini diciptakan pada tahun 1970 an sebagai maenandan kemudian populer sebagai gantungan kunci yang dijual ditoko-toko skate dan terkadang dijadikan model untuk papan skate. Pada akhir'90s, Tech Deck Fingerboards telah invented. Mereka mulai komunitas online bagi mereka untuk berbicara dengan orang lain yang tertarik dengan mainan. Subforums lainnya seperti RZF, Blackriver-Ramps forum, dan Fingerboard.de FFI yang datang atas. FFI, yang telah melalui banyak perubahan selama bertahun-tahun. Banyak perusahaan besar telah datang sekitar, beberapa makhluk; FlatFace Fingerboards, Shortwood, berkembang, dan Arctic Winkler Wheels dan tuning. Untuk waktu itu mudah untuk mendapatkan sepenuhnya non Tech Deck Fingerboard, namun demikian, banyak perusahaan telah mulai padam. Apapun teknologi tinggi adalah roda pembubut buatan untuk menjamin presisi tinggi dan karena itu cepat dan kelancaran rolling. Dan fingerboard ini pertama saya kenal dari sahabat saya Arga Wicaksono, kemanapun dia pergi fingerboard ini selalu melekat pada dirinya. Aku pernah mencoba sesekali untuk memainkannya, ternyata hanya bisa mendorongnya berjalan saja, tanpa bisa melakukan trik-trik yang biasa dia lakuakn. Yah itulah, hobby seseorang memang bermacam-macam, aneh dan terkadang memang tidak masuk akal.hahhaa. Tapi itulah indahnya dunia, perbedaan dan anehnya isi dunia inilah yang membuat dunia semakin indah. Dibawah ini foto-foto sahabatku beserta fingerboardnya..






 NB : Dari berbagai sumber.






Sepeda Fixie

Hobby yang sekarang emang sangat digandrungi anak muda masa kini. Ya sepeda fixie. Asal mula sepeda fixie berawal dari sepeda lintasan ( trackbike ) yang digunakan di Velodrome. pada tahun 1950-an sepeda ini dipakai oleh atlit time-trial untuk latihan, tapi pada tahun 1960-an sepeda ini mulai jarang digunakan karena perkembangan dari temuan-temuan sepeda baru yang menggunakan gir, rem , dan komponen lain yang lebih nyaman dari pada fixie. Sepeda fixie pada tahun 2000 digunakan oleh bike messengers di Amerika untuk mengantar pesan. Fixie menjadi sebuah solusi untuk menghindari kemacetan dan biaya parkir yang mahal. Nah sekarang sepeda fixie mulai kembali menjadi sebuah trend ( gaya hidup ), mulai diminati oleh banyak anak muda bahkan sebagian pekerja juga ada yang paek nih sepeda. Komunitas fixiepun mulai banyak terlihat di beberapa kota di Indonesia. Termasuk disekitar kampus ku. Bagaikan jamur dimusim hujan, tumbuh dengan sangat subur. Yang menjadi perbedaan sepeda ini dengan sepeda jenis lain yaitu fix gear nya, jadi gear belakang dipatenkan. Dan itulah yang menyebabkan kalo kita mengayuh pedal kebelakang sepeda ini bisa berjalan mundur. Sekarang banyak sepeda fixie juga terkenal dengan warna-warnanya yang rada nyeleneh atau nyentriklah menurut saya. Tapi itulah letak seninya..





Rabu, 02 Maret 2011

Berlibur Sambil Penelitian

Ya kalimat diatas lah menurutku yang paling tepat untuk perjalananku 2 hari ini. Perjalanan yang berawal dari ajakan sahabatku adi untuk menemani aep teman kampus ku mengumpulkan data tugas akhir kuliahnya. Dengan tujuan untuk mengisi waktu luang dan menghilangkan stress lebih tepatnya aku pun memutuskan untuk ikut. Dengan bekal kamera yang mulai aku bawa kemana-mana ini, akupun ikut berangkat bersama teman-temanku. Keberangkatan yang dijadwalkan akan berangkat jam 8, akhirnya mundur hingga jam 12 siang ini diikuti oleh hibban, yudi, adi, dan tentunya yang punya hajat dong saudara Aep Ramdani. Kami berlima pun bersiap-siap dulu dikampus untuk keperluan disana. Perjalanan dilakukan, setelah 1 jam perjalanan kamipun sampai kekota garut, dan kami memutuskan untuk mencari bahan makanan yang bertujuan nantinya disana kami akan masak-masak. Oh iya tujuan kami adalah daerah tasikmalaya yang untuk desanya maaf yah teman aku lupa, yang jelas deket singaparna. hhhhee. Akhirnya waktu kami terbuang 2 jam hanya untuk mencari sebuah tempat perbelanjaan dan sekaligus belanja disananya. Setelah perjalan 1 jam kamipun sampai didesa tujuan, desa yang masih asri, desa yang masih bisa mendengarkan suara gemercik hujan, kodok, dan jika malam keluarlah suara-suara binatang malam disekitar rumah. Sangat menakjubkan. Sebenarnya banyak sekali yang akan aku ceritakan, seperti makan pete, perjalanan mengelilingi beberapa desa dengan berjalan kaki, yang ternyata sangat sangat sangat jauh. Tapi karena malam ini sangat melelahkan bagiku, jadi kita alihkan saja ke foto-foto aku beserta temanku ketika didesa terpecil itu. Terima kasih teman-teman sekalian yang masih rela membaca tulisan tidak jelas saya di blog ini. samlekum